Promo! Like Facebook Page kami dan Dapatkan kesempatan untuk memenangkan Undian Berhadiah Menarik

Klik di sini

Sabtu, 12 April 2014


D : Kamu suka banget baca buku ya?
A : Iya
D : Hobi banget?
A :  Iya
D : Koleksi bukumu pasti banyak ya
A : yah lumayan sih..
D : Kalau Al-Quran punya juga kan?
A : Iya pasti dong.
D : Kalau baca buku pasti berusaha untuk memahami isinya kan?
A : yup
D : kalau baca Al-Quran?
A : mmm.. sejauh ini hanya baca aja sih..
D : punya Al-Quran terjemahan nggak?
A : nggak..
D : Kamu bisa memahami isinya tanpa terjemahan?
A : mm.. nggak..
D : lalu kenapa kamu berusaha untuk memahami isi buku2 yang kamu baca tapi tidak dengan Al-Quran?
A : ……………………………..
D : jadi membaca saja tidak cukup kan? meski masih lebih baik membacanya daripada tidak sama sekali.
Sepenggal dialog nyata antara dua insan ini menohok saya. Kenapa? karena sebenarnya dialog di atas adalah apa yang saya alami sendiri. Membuat saya merenung setelahnya.Sebagai seorang yang sangat gemar membaca buku (kebanyakan buku fiksi dan sedikit non fiksi) saya merasa apa yang di pertanyakan dalam dialog itu sederhana tapi mengena.Nyatanya saat saya membaca buku bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam, kapan pun saya mau dan ada waktu saya sempatkan membaca. Sedangkan untuk membaca dan memahami isi Al-Qur’an saya hanya sekadar membaca tidak lebih dari setengah jam, itupun hanya selepas sholat Maghrib atau Isya, pun tidak setiap hari.Ironis rasanya karena reading challenge 2013 saya di Goodreads adalah  untuk membaca buku sebanyak 50 buku dan sampai Bulan April ini saya sudah menyelesaikan 10 judul buku. Sedangkan Al-Qur’an selalu tak cukup khatam dalam satu bulan (malu? iya!) satu tahun khatam juga udah syukur. Membaca Al-Quran terjemahan dalam waktu yang kurang dari satu jam itu berarti hanya berapa ayat saja yang bisa dibaca. nah!Kalau baca buku saya biasanya memanfaatkan waktu-waktu yang ada, misal saat menunggu, saat antri di Bank ataupun Kantor Pajak bahkan kadang di bis jika memungkinkan. Jadi kadang pergi-pergi bawa buku.Lain halnya dengan apa yang saya temui, suatu hari dalam sebuah perjalanan dengan bis, saya lihat perempuan berkerudung di sebelah saya membuka sebuah buku yang ternyata adalah sebuah Al-Qur’an berukuran mini. Ada lagi suatu hari di Rumah Sakit saat saya sedang antri untuk memeriksakan diri, saya melihat seorang Ibu paruh baya mengantarkan suaminya untuk berobat, dan sambil menunggu antrian si ibu membaca Al-Qur’an. Sedangkan saya dalam setiap kesempatan itu yang saya bawa dan baca adalah novel.Barangkali, Alloh sedang mengingatkan saya. Meski tidak setiap waktu dan tidak harus dibawa kemana-mana, paling tidak saya juga harus menyempatkan diri untuk membaca apa yang memang seharusnya saya baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar